Teruntukmu, kekasih yang jauh disana.... malam dingin ini aku berdiang mengkukupkan dua kaki yang legam ditempa matahari siang bolong aku yang mengkukupkan kaki sampai kepala hangat itu ada, abadi dan kekal ia diam menunggu sampai ada angin datang kepadanya angin itu baik tetapi ada saatnya ia menjadi tidak baik itu baru prolog tadi pagi, riak sungai menghantarku pada suatu pikiran yaitu dirimu ia yang bernyanyi-nyanyi mengisahkan dirimu yang jauh disana ujarnya kau baik-baik saja, lagi ramah dengan kawan sepermainanmu ah, aku lega mendengar kabar-kabarmu pulang-pulang ku tersenyum girang manis macam anak kecil mendapat manisan aku kabarkan juga pada ibuku ujarnya, lelaki yang baik hati tidak akan mengkhianati cintanya itu dulu, sekarang? kini, aku tak pernah tahu apa dirimu ada atau tiada yang perempuan ingin segera pergi menemui riak sungai tetapi, malahan tanganku dijerat, kakiku di kerangkeng oleh lelaki itu kurang ajar! aku ingin bertemu kekasihku...