"Aku akan kembali ke Indonesia" Saat aku buka layar handphoneku muncullah pesan itu. Sudah lama Ia tidak menghubungi sejak Ia tahu aku menjalin cinta dengan orang lain, bukan orang lain tepatnya kakak kandungnya sendiri. "Kamu mau makan apa?" ujar kekasihku Namun aku terus diam, hening, mataku mulai kosong. Ya, aku sedang mengorek kenangan itu. Saat-saat aku menjadi bahagia berada di belakang jok motornya sambil memeluk erat agar tidak jatuh ditiup angin malam yang nakal. "Sayang... kamu mau makan apa?" ujarnya sekali lagi Aku pun tersadar. Lalu menjawab dengan kata "apa saja". Lalu mataku menelusuri lagi kenangan itu. Saat itu, Ia yang terlambat ke acara jamuan makan malam keluarganya. Ia yang menerjang macet, kotor, debu, polusi di tengah ibukota Jakarta hanya untuk menemui aku. Dengan kemeja batik lengan panjang, celana bahan hitam dan sepatu pantoevelnya serta rambutnya yang sebahu itu. Ia masuk ke ruangan, namun yang di dapatinya ...