Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2016

lebih produktif atau tidak?

kali ini di liburan semester 2 ini, aku pulang ke Banjarmasin. Sebenarnya mungkin kalian nanya aku disana ngapain aja? atau sedang apa saja? what i must to do? Jawabannya GAK ADA ya, aku disini berasa pindah tempat tinggal. I have a lot of assignment from paper till art. Semua aku tinggal di Jakarta (untuk paper aku bawa). Jujur aja aku agak malas ngerjain itu semua karena menurutku itu belum bisa dikerjakan sekarang atau lebih tepatnya lagi malas-malasnya. Ya, semua itu intinya rasa malas. Rasa malas itu terus datang selama masa liburan ini. Jujur aja, nulis pun juga aku gak bisa lakukan. Yang cuma aku bisa lakukan ya makan dan makan. Sementara kebanyakan temanku sedang berpuasa. Habisnya gatau mau ngapain? Ada rekomendasi? bisa ditulis ya di kolom comment

Tiga Cinta di Kaki Bukit Merbabu (Penggalan cerita live-in)

Melaju perlahan Bus Tami Jaya menuju daerah asing yang tak pernah ku tahu. Tidak asing sebenarnya menurutku karena setiap kali aku pergi ke Gua Maria Sendang Sono pasti aku lewat sini , hanya lewat tetapi tidak tahu itu apa. Pengantar yang indah, karena jam lima menuju jam enam pagi kulalui dengan jalan berkelok menaiki bukit disambut oleh matahari yang mencuat dari peraduan, serta padi yang menari-nari karena angin pagi. Terima kasih semesta telah menghadirkanku dalam kesempatan indah ini, sungguh langsung ku mengaktifkan telepon genggam yang semula kumatikan demi menghemat baterai untuk memotret setiap sudut dan sisi dari jendela Bus Tami Jaya. Sekali lagi, aku membuka mataku lebar-lebar, seluruh mataku mengembang demi ciptaan Tuhan yang maha indah ini. Pertanda bahwa Tuhan itu ada di mana -mana bahkan ada di matahari yang kusaksikan saat itu.  Sebagian kata pengantar di atas adalah latar tempat dan suasana yang akan aku hadapi selama lima hari empat malam di desa yang...

lelehan air mata

Tak dapat dielakkan hati ini Sedangkan sanggahannya begitu berat Duka nestapa berlari Terkatung katung ku gontai Inginku pulang Inginku tangisi Rasa sesal hati ini Melepaskanmu Ya biarlah Semoga air mata ini mengalir menuju hatimu

antariksa

 Rindu itu jauh terpisah Dari jutaan kilometer Antara merkurius sampai uranus Pluto sampai nebiru Seluruh jagat raya Bimasakti andromeda Dihempaskan jauh Terjatuh ribuan mil Masih ada berbagai macam bintang Mengapa tak dipilih saja Adalah harimu yang selalu terangi hatiki Adalah tawamu yang selalu menyemarakan hariku kencang kencang Adalah kau Semua rasa itu datang dalam jutaan mil cahaya Mendekam dada ini Memeluk jiwa ini Menerbangkan tubuh ini Ya, semua hanya kau

Al Dusalima

Sebenarnya ini judul lagu aku malas menulis cerita jadi di formatkan dalam judul puisi aku yang masih mencari hatinya diantara semua yang merusak dunia dia... siapa dia? dan ternyata eloknya hatinya yang harus ku cari karena dia yang terindah selalu ku cari dalam dunia yang terjanji (Inspirasi dari Sore - Al Dusalima)

Khayalan sirna

Khayalan Sirna terlahir dari angan, mimpi, dan cinta berusaha mencari hati telah ku gapai sebuah hati tetapi ia pergi sebentar aku mencari masih dicari masih mencari aduh khayalan sirna kemanakah kau cinta? sehingga semua orang seperti aku mencarimu ketika otak itu menjalar nafsu itu tak pernah lancar jalannya pergi saya kau aku tak sudi mulut ini tak sudi tapi hati ini? silahkan dijawab sendiri

pasang(an)

dunia ini layaknya puzzle karena dunia tercipta dari raga manusia maka raga manusia mencari tiap-tiap keping meskipun rupanya utuh tetapi ia memiliki cacat entah batin atau fisik tiap-tiap manusia mencari kepingan itu hilang dan hilang perlahan iya menemukan perlahan iya memasang tetapi tidak cocok dibuangnya tidak disayangnya sama sekali diberikannya pada orang orang itu membuang sayang, malang benar nasibnya entah kenapa pekerjaan manusia itu adalah memasang-masangkan yang hilang

kata orang rindu itu indah

Saya mencoba menulis ini. Atas nama rindu-rindu yang sudah pernah saya tulis sebelumnya di post saya kali ini saya menjabarkan kenapa post saya mengenai rindu itu terlalu panjang dan lebar serta tinggi Sekali lagi, saya pribadi mengartikan rindu adalah suatu rasa. Rasa mengingini sesuatu dari jauh sana secepatnya sangat sangat cepat datangnya hingga mampu mengubah diri saya sepersekian detik. Jujur saja rindu itu capek! Saya mencoba mengartikan lagi rindu itu adalah capek yang ya menurut saya itu adalah capek yang mengenakan hati. Saya bisa tertawa, bisa semangat, bisa tersenyum, bisa bersyukur hal sekecil apapun dan saya merasakan semua itu apabila saya merindu. Tapi, tak terkadang juga rindu itu menyakitkan seperti menancap sembilu di ulu hati saya. Tidak jarang juga saya diam, menangis, meraung, meratap, ingin cepat berlari. Semua itu sudah khatam yang saya rasakan kepada satu orang yang selalu saya rindukan. Terpaut jarak jauh membuat saya merasakan terkadang pahit manis itu bi...