Tak bisa saya sebutkan satu satu. Karena terlalu banyak yang menginspirasi saya. Termasuk orang-orang yang berada di jalan raya, jalan kecil yang suka saya lalui.
Mungkin saja semua orang yang singgah, datang dan mampir sebentar dua bentar untuk melanjutkan perjalanan mencari keabadiaan. Seperti kata pujangga kesukaan saya -Sapardi Djoko Darmono- "Waktu yang fana, kita yang abadi" Seperti "kita" "kita" yang lainnya, begitulah aku juga maklum adanya.
Sama seperti yang selalu datang dalam kehidupan sosial seperti teman, sahabat, musuh. Ya sejenisnya.
Hal yang sama saya rasakan perpindahan raga ini dari kota kecil ke kota besar. Ke Metropolitan yang kata orang lebih kejam daripada ibu tiri. Bangun jam 5 pagi demi sekolah sangat manusiawi agar tidak terjebak dalam kendaran menumpuk yang penuh dengan masalahnya masing-masing.
Ya semuanya, semuanya siapa-siapa-siapa yang ada di dunia ini. Sampai kau yang membaca karangan ini. Sampai di Jakarta, bulan pun penumbra.
Mulai lagi aku jatuh cinta pada fase bulan kedua, penumbra. Ini tentang apa (?)
Nanti akan saya bahas soal penumbra
Mungkin saja semua orang yang singgah, datang dan mampir sebentar dua bentar untuk melanjutkan perjalanan mencari keabadiaan. Seperti kata pujangga kesukaan saya -Sapardi Djoko Darmono- "Waktu yang fana, kita yang abadi" Seperti "kita" "kita" yang lainnya, begitulah aku juga maklum adanya.
Sama seperti yang selalu datang dalam kehidupan sosial seperti teman, sahabat, musuh. Ya sejenisnya.
Hal yang sama saya rasakan perpindahan raga ini dari kota kecil ke kota besar. Ke Metropolitan yang kata orang lebih kejam daripada ibu tiri. Bangun jam 5 pagi demi sekolah sangat manusiawi agar tidak terjebak dalam kendaran menumpuk yang penuh dengan masalahnya masing-masing.
Ya semuanya, semuanya siapa-siapa-siapa yang ada di dunia ini. Sampai kau yang membaca karangan ini. Sampai di Jakarta, bulan pun penumbra.
Mulai lagi aku jatuh cinta pada fase bulan kedua, penumbra. Ini tentang apa (?)
Nanti akan saya bahas soal penumbra
Comments
Post a Comment