Langit biru. Bersenandung ria kecil kecilan
Terduduk diam di atas bebatuan besar sembari menatap riak riak sungai yang menari.
Membasuh diriku dalam banyu putih yang bersih
Berlilitkan kain batik peninggalan eyang
"Ningsih..."
"Ah ya.. Mas.." Aku membalikkan badan sambil membetulkan kainku
"Sedang apa?"
"Duduk mas."
"Kemari sini" Dia menjabat tanganku. Aku mengikut saja karena tersihir cinta
Dan dia memperlihatkan selendang para bidadari di bawah kaki bukit
"Ini yang namanya pelangi."
Aku melongok seperti sapi ompong. Kagum dan kaget oleh ciptaan Sang Gusti
"Terimakasih ya mas." Aku melemparkan senyumku
"Kesampaian ya sudah lihat pelangi? Sekarang wis mulih." ujarnya
Sembari jalan pulang, aku menggamit tangannya dengan erat.
Namanya Jaka.
Terduduk diam di atas bebatuan besar sembari menatap riak riak sungai yang menari.
Membasuh diriku dalam banyu putih yang bersih
Berlilitkan kain batik peninggalan eyang
"Ningsih..."
"Ah ya.. Mas.." Aku membalikkan badan sambil membetulkan kainku
"Sedang apa?"
"Duduk mas."
"Kemari sini" Dia menjabat tanganku. Aku mengikut saja karena tersihir cinta
Dan dia memperlihatkan selendang para bidadari di bawah kaki bukit
"Ini yang namanya pelangi."
Aku melongok seperti sapi ompong. Kagum dan kaget oleh ciptaan Sang Gusti
"Terimakasih ya mas." Aku melemparkan senyumku
"Kesampaian ya sudah lihat pelangi? Sekarang wis mulih." ujarnya
Sembari jalan pulang, aku menggamit tangannya dengan erat.
Namanya Jaka.
Comments
Post a Comment