Ku tulis cerita ini di hadapan semesta yang sedang berkeluh kesah karena selalu disalahkan oleh makhluk hidup yang menyinarinya. Kisah tentang yang sedang memadu kasih di tengah sorot lampu panggung yang panas mengilat-ngilat mataku. /I/ Setiap cinta ada di jalanku, di setiap kata-kata yang ku baca dalam naskahku. Ku ucapkan dengan mulut yang penuh dengan bunga kepadamu. Tidakkah kau lihat? Tatapan mataku suka berbinar menyalakan pelita asmara yang ada di hati ini. Sudah ada satu kali aku sampaikan kepadamu tentang mata ini yang selalu menatap setiap gerak-gerikmu. Lalu raga kita beradu diantara panggung demi panggung. Babak demi babak pun kita hadapi berdua. Di panggung itu banyak tokoh tetapi pusatnya hanyalah kamu dan segala yang kau punya. Aku bersumpah memujamu seumur hidupku. Ya, seumur hidupku takkan tergantikan o...