Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2016

Kau adalah cerminan tangis airmata

Aku adalah aku yang selalu bermonolog. Suatu hari, mendung menyelimuti hariku. Baru saja kubuka mataku, eh aku melihat sesuatu di layar ponselku  "aku rindu" entah dari siapa nomor tak dikenal. Sekejap aku tekan tombol "delete" dan terhapuslah pesan itu. Karena hari masih mendung, aku malas keluar kamar. ku tarik selimutku lagi. Terbuai mimpi pun belum, aku mulai memeras otak. Tertiba ada sebuah pesan lagi "aku rindu padamu" Dengan nomor yang sama Siapa? Aku bertanya dalam hati. Sejenak, ku buka jendelaku dan ku lihat hujan deras. 20 November 2015 "sudah?" ujar mamaku. Aku masih duduk diam di sofa, melihat boneka teddy bear kesayanganku tanpa mengindahkan omongan mama. "Yuk sayang, udah yuk. Mama udah nunggu." tangan lelaki itu menggamitku dalam-dalam "Sayang, malu loh. Udah gede." dia masih memaksaku Aku tetap tak bisa mengalihkan pandanganku itu kesana. Terserahmu. batinku berkata demikian "Dip, liat deh kena...

Menghilang

Aku merasa harum harum hujan itu ada Kecewa dan senang tercampur dalam ragaku Ketika kita melangkah bersama dalam duniaku yang lain Ada suatu dunia visual dan kata yang tergabung Masa depanku dan masa depanmu Kita melihat dan meratap cerminan air muka dalam ruang kaca teater kecil Aku melihat kita berdua berjalan bersama dalam jarak yang agak agak Aku merasa aku kecewa Kau yang selalu ada karena hadirnya musiknya Kau yang selalu ada disaat awal awal Saat hati meminta adakah logika Saat hati memaksa kitapun terlena Harusnya kita sudah bisa berhenti mencoba Menciptakan yang terbiasa Ku yang slalu ada dan kau yang (tidak) ada Aku tidak bisa menghilangkan memoar itu Hujan, kecewa, A copy of my mind, Teater besar, IKJ, mimpi, barasuara, band indie Seluruhnya Tapi, raga kita yang menghilang