Namaku dita. Ah ya.. nama lengkapku Benedicta Sharon Permata Hati. Papaku bilang aku Ratu yang selalu diberkati Tuhan dan menjadi permata hati mama dan papa ku. Berperawakan agak lebar sedikit dengan kurang tinggi yaitu 154cm dengan 49kg. Dilahirkan di keluarga peranakan Cina Belanda antara Cina Bogor dan Cina Banjar dengan campuran Belanda pada mata coklat hitam. Berambut ombak yang sangat jelas bentuk ombaknya dan hitam pekat seperti mama dan tebal seperti papa. Kata orang zaman dahulu aku termasuk kalangan sempurna karena berrambut setipe dengan diatas. Dilahirkan di kota kecil penuh sungai yang diberi nama Banjarmasin, aku dilahirkan disaat jam 9.00 Waktu Indonesia Bagian Tengah dengan keadaan terlilit tali pusar mama dan dengan tanggal 5 Juli 1999 aku resmi keluar dari rahim mama. Aku berkulit putih tidak hitam tidak sawo matang agak ya aku tak mengerti ini apa maksudnya membuatku menjadi orang yang agak manja. Aku anak satusatunya di keluarga mini ciptaan Tuhan Bapa ini. Aku bermata sipit dan bergigi, tangan dan kaki kecil seperti mama dan dilahirkan diantara keluarga peranakan aku tidak merasa menjadi Cina seutuhnya karena didikan dari generasi sebelumnya. Papa yang merupakan orang Hakka sedangkan Mama yang tak teridentifikasi secara jelas membuatku tak tahu harus apa sehingga aku terbiasa berbahasa Indonesia di rumah ditambah papa bukan orang asli Banjar. Aku punya banyak teman. TEMAN bukan sahabat. Aku cukup dikenal orang banyak, hanya dikenal. Dengan predikat "anak pintar" mereka tak tahu masaku sekarang. Aku mengenyam pendidikan sejak KB di Santa Maria Banjarmasin. Menyusul ke Taman Kanak-Kanak Miriam Banjarmasin yang dikelola Suster PI, bakatku dikerahkan sebisa mungkin dari menjadi Galuh Banjar, Suster cilik sampai Penari Bali pada acara Perpisahan dan aku merasakan duduk di bangku Sekolah Dasar Santa Angela 2 Banjarmasin. Aku mulai bersaing dengan teman kecilku yaitu Sari dan cinta pertamaku yang merupakan keluarga jauhku yaitu Jeremy. Aku ditempa habis habisan dan selalu menjadi juara kelas. Ya aku bersaing atas revolusi otakku. Bukan semata mata atas nama cinta. Sejak kecil aku sudah bermimpi besar berpindah cita-cita dari polwan dokter anak dokter bedah duta besar sampai hari ini bulat tekadku menjadi psikolog sekaligus dosen dan penulis buku. macam macam aku rintis karyaku dari menjadi dirigen kelas. Pembawa acara. Siswa Terbaik sampai Finalis Bintang Pelajar Kota Banjarmasin 2010. Sampai akhirnya aku memasuki masa pubertasku di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Banjarmasin. Mati-matian aku masuk sekolah itu dari takut tidak diterima sampai takut tidak naik kelas. Dan rupa rupanya aku bisa menangkis itu semua. Aku menjadi Siswa Terbaik (lagi) berkawan dan tentunya berani berpacaran dan aku merasa masa inilah lebih jauh menyenangkan dan banyak karya yang ku sambit dari sini mulai dari Immersion Program sampai Forum Anak Daerah meskipun aku mendaftar tapi bukan aku yang dikirim ke Jogja. Dan aku menamatkan diriku diantara teman temanku dengan lebih baik dan tibalah aku pada suatu gerbang. Terakhir seragam yaitu Sekolah Menengah Atas. Aku menarik diriku dari dunia heterogen dan bersitegang dengan dunia Homogen yaitu di Santa Ursula Jakarta yang terkenal 155Tahun telah berdiri sempurna. Dalam perjalananku setahun aku menempa diri dan menjadi seorang anak yang cekatan. Ya tidak seperti kancil tapi aku mulai membuka sayapku. Aku adalah Ratu. Seorang Ratu adalah seorang yang cerdas cerdik dan bijaksana. Aku adalah aku yang penuh kekurangan. Aku akan kembangkan sayapku dan inilah aku. -Banjarmasin 14 Juli 2015. Ratu yang diberkati Tuhan serta menjadi permata hati bagi papa dan mama-
HAIII.. Balik lagiii.. Sesuai janjiku tadi mau bahas tentang Sanur nih yaudah deh aku bahas kali-kali aja ada adek kelas yang tertarik masuk sekolahku ini SMA Santa Ursula located on Jalan Pos no 2 Jakarta Pusat which is kalau temen-temen liat ini letaknya bener bener strategis banget sebelahan sama kantor pos dan katedral dan seberangan ama lapangan banteng. Biar gampang diinget nama sekolah ini adalah Sanur. Jadi ga ada alasan lagi dong buat susah nyari SMA Sanur dimana ehehehehehehe!!!!. Tentunya sekolah ini merupakan sekolah peninggalan Belanda karena dibangun pada tahun 1859. Kebayang ga sih tuanya sekolah ini dan tentunya sekolah ini masih eksis sampe sekarang dimana umurnya udah 158 tahun (terhitung sejak postingan ini dibuat) sudah banyak menghasilkan beberapa alumni hebat diantaranya adalah Martha Tilaar, Prof Astrid Susanto (yang sering baca buku sosiologi pasti tau), Merry Riana, Ria Sarwono (Founder Cotton Ink), Meutia Hatta (Menteri Pemberdayaan Perempuan di era SBY) dan...
Comments
Post a Comment